Menurut sebuah makalah tahun 2008 yang dipublikasikan oleh IEEE
tentang Internet Computing, “Cloud Computing adalah suatu paradigma di mana
informasi secara permanen tersimpan di server di internet dan tersimpan secara
sementara di komputer pengguna(client) termasuk di dalamnya adalah desktop
komputer, tablet, notebook, netbook, handheld, sensor-sensor, monitor, dan lainlain”. Sebagai contoh, Google Apps menyediakan aplikasi bisnis umum yang
diakses melalui suatu web browser dengan perangkat dan data yang tersimpan di
server Google.
Seperti halnya teknologi lain yang mempunyai dua sisi, sisi negatif dan
sisi positif. Hal tersebut berlaku pula untuk Cloud Computing berupa keuntungan
positif yang didapat sekaligus resiko yang harus ditanggung.Dua hal yang menjadi
pro dan kontra menjadi isu tersendiri yang berkembang seiring dengan
perkembangan Cloud Computing. Dan berikut ini kelebihan-kelebihan yang
ditemukan dalam teknologi Cloud Computing antara lain:
1. Reduce Cost
Teknologi Cloud Computing memudahkan pengguna untuk menghemat biaya
dan efisiensi lebih baik karena menggunakan anggaran yang rendah untuk sumber
daya dari sebuah organisasi atau perusahaan dan lebih menekankan biaya operasi
yang di anggarkan oleh sebuah organisasi untuk meningkatkan realibility
dan kritikan sistem yang dibangun.
2. Increase Storage
Perusahaan atau organisasi yang menggunakan teknologi Cloud Computing
dapat digunakan sebagai pusat data, dimana data-data tersimpan terpusat dan
dapat diakses kesemua pengguna atau cabang-cabang dari sebuah perusahaan
atau organisasi dan dapat menyimpan data lebih banyak ketimbang dengan
menggunakan komputer pribadi. 6
3. Highly Automated
Istilah ini dapat diartikan bahwa seorang pengguna tidak perlu khawatir akan
harus mengganti atau memperbaharui versi dari program yang mereka
gunakan, karena sistem ini dapat melakukan sistem otomatis pembaharuan
atau penggantian versi dari program tanpa harus diberikan masukkan dari
seorang pengguna.
4. Flexibility
Teknologi Cloud Computing memberikan banyak sistem fleksibilitas dari
metode komputansi yang lama dan dengan mudah dapat berorientasi pada
profit dan perkembangan yang cepat dan berubah-ubah.
5. More Mobility
Suatu perusahaan yang memiliki pegawai atau pengguna dapat melakukan
akses data atau informasi dari tempat yang berbeda-beda, Cloud Computing
dapat membentuk manajemen serta operasional yang lebih mudah diakses
dikarenakan sistem perusahaan tergabung dalam satu Cloud sehingga dengan
mudah dapat mengakses, memantau dan mengaturnya.
6. Allow IT to Shift Focus
Dalam sebuah perusahaan yang menggunakan teknologi Cloud Computing
tidak perlu mengkhawatirkan server yang harus diperbaharui dan isu-isu
komputansi lainnya.
Kemudian beberapa pihak yang akan diuntungkan dengan adanya
penerapan Cloud Computing ini, yaitu:
1. Software House : mengurangi jumlah pembajakan karen
a proses
instalasi software hanya dapat dilakukan melalui internet.
2. Dunia Entertainment : dapat menonton televisi melalui internet
(Internet TV), menonton film bioskop lewat internet, dan sebagainya.
3. Industri Game : akan dibuat banyak game berbasis internet (game
online) karena aman dari pembajakan CD game.
4. Hacker : pekerja security jaringan ini akan booming karena Cloud
Computing sangat membutuhkan security jaringan.
5. Internet Service Provider : ISP mulai dicari oleh banyak orang karena
pada dasarnya Cloud Computing ini membutuhkan koneksi internet.
6. Industri Handheld Device : perangkat genggam akan semakin banyak
diproduksi karena menjadi kebutuhan dasar bagi penerapan Cloud
Computing.
Kendala Cloud Computing
Secara umum teknologi Cloud Computing melibatkan suatu penerapan
layanan berbasis internet. Ada beberapa kendala dimana dalam saat jaringan
internet lambat, maka kinerja pada cloud computing tidak dapat maksimal.
Dalam teknologi Cloud Computing ada beberapa kendala yang menjadi
pertimbangan user dalam menggunakannya antara lain:7
1. Service Level
Artinya, kemungkinan service performance yang kurang konsisten dari
provider. Inkonsistensi cloud provider ini meliputi, data protection dan data
recovery,
2. Privacy
Yang berarti adanya resiko data user akan diakses oleh orang lain karena
hosting dilakukan secara bersama-sama,
3. Compliance
Yang mengacu pada resiko adanya penyimpangan level compliance dari
provider terhadap regulasi yang diterapkan oleh user,
4. Data Ownership
Mengacu pada resiko kehilangan kepemilikan data begitu data disimpan dalam
cloud,
5. Data Mobility
Mengacu pada kemungkinan share data antar cloud service dan cara
memperoleh kembali data jika suatu saat user melakukan proses terminasi
terhadap layanan Cloud Computing.
Beberapa pertimbangan lain yang menjadi kendala Cloud Computing
khususnya di Indonesia adalah:
1. Ketidakpastian kemampuan penegakan kebijakan keamanan pada provider
2. Kurang memadainya pelatihan dan audit TI
3. Patut dipertanyakan kendali akses istimewa atau super user pada situs
provider
4. Ketidakpastian kemampuan untuk memulihkan data
5. Kemiripan data antar pelanggan sehingga kemungkinan tertukar
6. Ketidakpastian kemampuan untuk mengaudit operator
7. Ketidakpastian kontinuitas keberadaan provider
8. Ketidakpastian kepatuhan provider terhadap peraturan.
Solusi Migrasi menuju Cloud Computing
Sebagai bahan pembelajaran sebelum memutuskan untuk migrasi ke Cloud
Computing, didapatkan beberapa solusi yang perlu diperhatikan. Solusi tersebut
terbagi atas enam langkah proses, yaitu:
a. Langkah pertama : Belajar.
Solusi migrasi Cloud dimulai dengan belajar tentang dasar-dasar Cloud
Computing dengan cara menghadiri seminar atau workshop, komunikasi dengan
vendor, dan membaca.8
b. Langkah kedua: Penilaian Organisasi.
Manajer TI harus melakukan penilaian atas kebutuhan TI, struktur, dan
pemanfaatan kapasitas yang ada saat ini. Dalam lingkungan Cloud
Computing, resource dapat ditambahkan atau dikurangi, semuanya
berdasarkan pada kebutuhan dan permintaan, dan akan menjadi sangat
penting bagi manajer TI untuk secara obyektif memberikan penilaian atas
hal yang menjadi dasar TI organisasi saat ini.
c. Langkah ketiga: Cloud Pilot
Manajer TI harus memilih satu area, bahkan satu proyek khusus untuk
menjadi “cloud pilot” dan menilai kemampuannya untuk mengelola dan
membawa proyek tersebut supaya bisa memberikan manfaat. Sejalan dengan
teknologi baru, terlihat banyak eksperimen murni dengan Cloud Computing.
Sering kali, bahkan pada sektor publik, eksperimen tersebut mungkin akan
menjadi sesuatu yang “jahat” yang dilakukan oleh individu dan unit kerja
tertentu untuk menguji pemanfaatan teknologi. Ini adalah upaya penting, yang
harus didukung dan dilaporkan baik di dalam maupun di luar organisasi,
sehingga orang lain yang berada di bidang TI dan komunitas yang lebih
luas dapat belajar dari kesuksesan dan kegagalan operasional cloud. Dengan
demikian, akan sangat penting untuk berbagi mengenai “best practices”
maupun pelajaran yang didapat pada Cloud Computing
d. Langkah keempat: Penilaian kesiapan cloud
Setelah penilaian terhadap capaian internal dan eksternal dari cloud pilot,
manajer TI kemudian harus memberikan penilaian kesiapan cloud untuk
menentukan apakah organisasinya memiliki data dan aplikasi yang dengan
mudah bisa dipindahkan ke lingkungan cloud. Sementara penilaian sedang
berlangsung, pengambil keputusan TI harus fokus pada pembentukan aturan
keputusan apakah data dan aplikasi dapat/tidak ditempatkan dalam bentuk
apapun di lingkungan cloud.
e. Langkah kelima: Cloud Rollout Strategy
Pada tahap ini, saatnya untuk memulai rolling-out strategi Cloud Computing,
dengan mendapatkan dukungan dari pemimpin organisasi dan staf TI, serta
berkomunikasi dengan bagian internal dan eksternal untuk mencapai tujuan,
kemajuan, dan mengurangi biaya atau meningkatkan keuntungan dari masingmasing proyek cloud. Sebuah kewajaran untuk suatu operasi organisasi, seperti
inovasi teknologi lain sebelumnya dan telah menjadi tools TI, yang digunakan
untuk mendukung strategi bagian TI, dan lebih penting lagi yaitu strategi
organisasi secara keseluruhan.
f. Langkah keenam: Peningkatan Cloud secara terus-menerus.
Langkah ini adalah tahap akhir, yaitu saat organisasi/bagian/unit tertentu
secara terus menerus bergerak menuju data dan aplikasi yang sesuai dengan
cloud dan bahkan mungkin kembali dari cloud ke host operasi internal
berdasarkan penilaian yang berkesinambungan terhadap penggunaan teknologi
cloud yang sesuai untuk bagian tertentu. Pergeseran ke arah aplikasi yang lebih
berbasis cloud akan membawa organisasi menemukan kemampuan baru 9
untuk berkomunikasi dan berkolaborasi. Hal ini memerlukan kebijakan yang
perlu dibuat dan peraturan operasional yang akan diimplementasikan. Sebagai
contoh, harus ada keputusan yang dibuat mengenai siapa yang berhak
mengakses file tertentu dan jenis akses yang dimiliki (misalnya, read-only,
modify, special permissions).
sumber jurnal :http://enlik09.blogspot.com/2013/05/jurnal-beberapa-kendala-penerapan-cloud.html